Selasa, 31 Mei 2016

Jupiter Z Nasibmu Kini




 'Adakah yang lebih menyedihkan dari kehilangan?'

Rabu, 11 Mei 2016. Mungkin tak akan pernah saya lupakan sepanjang saya masih hidup. Dentuman keras dari sebuah truk yang menabrak memekakan mata saya yang tengah fokus menonton MU bertanding. Jarak yang cukup dekat membuat saya loncat dari tempat duduk. Jika tak loncat, mungkin warga kampung sudah bertahlil di rumah saya.

Truk itu berhenti. Saya berlari ke luar memastikan tak ada korban. Baru beberapa langkah, tatapan saya kosong melihat parkiran, motor saya tidak ada. Saya berpikir kalau motor saya pasti terlindas truk tersebut. Dan benar saja, ternyata motor saya berada di samping roda depan truk itu dalam kondisi yang cukup membuat hati terenyuh ketika melihatnya. Tubuh terasa lemas. Seakan tak percaya bahwa motor yang telah menemani saya selama 8 tahun kini tergeletak tak berdaya.

Bagaimana perasaanmu ketika melihat sesuatu yang telah bersamamu selama 8 tahun, besoknya sudah tak akan bersamamu lagi?

Sakit? Iya, itulah yang saya rasakan. Kisah yang akan kita buat berdua sehari-hari akan terhenti. Sementara kisah yang berlalu, akan menjadi kenangan. Terakhir seminggu sebelumnya, saya ajak ke salah satu pantai yang berada di Malang. Tak ada firasat kalau liburan itu adalah liburan terakhir yang kita lalui berdua.

Saya duduk termenung di salah satu kursi warkop. Sementara sang sopir bercerita dengan gaya motivator di hadapan banyak orang kalau ia sebenarnya melihat sesosok ibu beserta anaknya yang akan menyeberang. Ia kemudian banting setir, lalu menabrak motor saya sebelum dihentikan oleh sebuah pohon. Saya senyum kecut, tak percaya. Saya tahu sendiri kalau truk dalam keadaan yang cukup kencang. Kalaupun ada seorang ibu dan anak akan menyeberang, kenapa truknya tak mengurangi kecepatan? Bapak berbohong, batin saya.

Terlepas dari sopir yang beralasan, ketermenungan itu membawa saya mengingat bagaimana perjuangan bapak saya membeli motor tersebut. Saya ingin menangis, tapi takut dikira cowok lemah.

Awal Ramadan tahun 2008, bapak berkata kepada saya kalau ingin membeli motor biar nggak meminjam lagi ke saudara kalau ingin menjenguk saya di pesantren. Karena tepat dua minggu sebelumnya, motor bapak dijual untuk dijadikan modal membeli satu toko di pasar. Saya antusias mendengar percakapan bapak.

'Mas, bapak mau beli motor' 

'Mau beli motor apa, pak?' tanya saya.

'Nggak ngerti, mas. Bingung, sik an. Enak e motor apa?'

Bagai gayung yang bersambut, saya jawab dengan mantap, 'Jupiter Z, aja, pak'.

'Nggak Honda ae tah?'

'Nggak pak, Jupiter Z aja' tolak saya, kalem. Pemilihan motor tersebut bukan tanpa alasan, karena pada saat itu Jupiter Z lagi ngetren-ngetrennya.

Beberapa hari setelah lebaran, bapak mengajak saya ke salah satu showroom yang dekat dari rumah. Bilangnya, bapak ingin memantau harga. Kalau cocok langsung beli. Kalau tak cocok, ya lihat-lihat saja dulu, katanya.

Sesampainya di showroom, mata saya berkaca-kaca. Bagaimana tidak, banyak motor Jupiter Z yang dijual berjejer. Sementara bapak saya, sibuk mengobrol dengan seorang lelaki yang memakai baju khas pegawai showroom. Panjang lebar ngobrol ngalor-ngidul, si mas showroom ini mengajak kami berdua ke salah satu motor Jupiter Z. 

'Ini motornya baru masuk pak. Lihat saja kilometernya baru 5 KM. Jarang dipakai kelihatannya' Mas showroom menjelaskan. 

'Oh iya iya' bapak saya mengangguk paham. 'Emang harganya itu berapa mas?' Bapak saya melanjutkan. 

'Emmm' masnya mendengung. 'Kalau yang ini masih agak mahal pak. Soalnya barangnya masih mulus. Baru datang juga minggu kemarin, kalau nggak salah'

'Iya, berapa mas?' bapak saya penasaran.

'Sebelas juta tujuh ratus, pak'

'Masih boleng kurang, kan, mas?' sahut saya.

'Boleh, tapi dikit, mas'

'Sebelas juta lima ratus, deh' tawar bapak saya.

'Yaudah, mari ngobrol di meja saja, pak. Biar enak'

Di antara beberapa sore yang pernah saya lewati, mungkin sore itu adalah yang paling bahagia bagi saya. Pulang dari showroom, membawa motor Jupiter Z lengkap dengan bonus jaket yang bertuliskan nama showroom tersebut. Bahagianya terasa seperti membayangkan genggam tangan pacar untuk pertama kalinya. Iya, membayangkan. Dan yang paling membuat saya senang, bapak membelinya dengan cash, bukan kredit. Eh, emang bisa, yah, kredit di showroom?

Ingatan terus berdatangan. Sementara saya, bingung. Pikir saya, ini motor pasti sudah tak bisa digunakan. Melihat kondisinya seperti itu, mustahil dapat digunakan seperti sedia kala. Kalaupun bisa, mungkin ada sebagian yang goyah. Sudah tak srek lagi. Ibarat orang pacaran dari hasil balikan sama mantan, pasti cintanya sudah tak seperti awal pertemuan.

Bapak supir truk menghampiri saya dan bilang, 'ngapunten nggeh, mas. Kulo niate wau ngindari ibuk kale anak e'.

'Oh nggeh pak. Yok nopo male, jenenge musibah' kata saya menenangkan.

'Terus motore niki dos pundi?'

'Ngge diganti pak. Nek diservis ngge mustahil saget enak koyo awale'

'Oh ngge, ngge'

Hati saya sedikit bunga. Sang sopir sudah mengetahui apa yang saya inginkan. Setidaknya, musibah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kalaupun sang sopir tak menuruti, saya ancam laporkan polisi. Karena dengan alasan apapun, sang sopir pasti salah. Dan saya, yakin menang banyak. Tapi sayangnya, saya tak setega itu.   

         


9 komentar:

  1. kasihan sekali itu sepeda kamu, pas untungnya kamu gak ikut jadi korban, tapi sayang sekali sepeda kamu itu, tapi gapapa kalo sopirnya mau bertanggung jawab mengganti itu motor :)

    bw balik ya http://nennamsulistyaa.blogspot.co.id/2016/06/hanya-sebuah-bayangan.html

    BalasHapus
  2. sabar ya mas, semoga kelak mas mendapatkan motor yang baru

    BalasHapus
  3. Jadi ingat gue juga punya motor Jupiter Z di rumahh. Sekarang masih ada, udah 10 tahun tapi udah mulai suka ngadat. Sekarang cuma dipake sama kakak gue nganter-nganter adek sama anaknya pulang-pergi sekolah.

    Terus beli Jupiter MX, tapi sekarang nganggur di rumah gara-gara di rumah nggak ada yang bisa pake motor kopling dan gue lagi ngerantau. Dan.. waktu si hijau Jupiter Z gue mulai sering ngadat, gue sedih pake banget karena itu motor kesayangan gue. Apalagi sampe kayak elu yang kayak gitu. Pengen nangis aja gue. :((

    BalasHapus
  4. duh, pasti motor itu penuh kenangan. sama kayak motor ane pake, sejak tahun 2000 sampe sekarang masih jadi tunggangan keluarga saya.

    BalasHapus
  5. Ya ampun sedih :(

    Motor gue juga Jupiter Z warna abu-abu udah setia menemani selama hampir 8 taun juga..

    Banyak banget kisah yang dilalui. Pasti sakit banget tau motornya ga bisa dipake lagi kaya gitu.

    Tapi ya mau gimana lagi, ya. Namanya juga musibah.

    Semoga diganti dengan yang lebih baik, Mas :)

    BalasHapus