Selasa, 07 Maret 2017

Pesan Cinta Melalui Secangkir Kopi



Di suatu malam yang sedang hujan ringan, saya bergegas ke salah satu warung kopi terdekat dari rumah saya. Menghabiskan malam dengan meminum kopi adalah salah satu cara yang tepat untuk menahan rasa kantuk. Hujan yang tak cukup deras memaksa saya memesan satu Chocholate panas tanpa gula tambahan.

Hujan di malam hari terkadang membuat saya ingin tidur lebih cepat. Tapi karena malam itu MU akan bertanding, terpaksa saya mengurungkan niat untuk tidur lebih awal. Di samping saya, banyak penikmat kopi yang sudah nongkrong sebelum turun hujan. Sebagian dari mereka sibuk memotret hasil kopi yang sudah dibuat oleh sang penjual. Karena penasaran, saya pun melihat satu per satu kopi yang telah dipotret tersebut. Puas melihat kopi yang dipotret melalui ponsel genggam itu, batin saya mengernyit, 'alay.'

Memotret secangkir kopi dengan berlambangkan love di atas kopi, kini menjadi tren di kampung saya. Anak-anak yang masih berusia belasan tahun pun memesan secangkir kopi lalu meminta mas-masnya untuk memberikan gambar love beserta nama perempuan yang ia suka. Coba Anda bayangkan! Betapa perih hati seorang jomlo, ketika melihat adek-adek yang masih SMP memesan kopi dan di atasnya ada lambang 'Love Inem'?

Suatu waktu, atau tepatnya di malam minggu, saya pernah bertanya kepada adek-adek yang pesan kopinya satu, tapi nongkrongnya berjam-jam.

'Motivasinya beli kopi terus dikasih lambang love dan nama perempuan itu apa sih?' tanya saya kepada adek-adek yang berkumpul di satu meja. Ada yang sibuk memotret kopi, ada yang sibuk main coc, dan ada juga yang cuma nongkrong tapi nggak mesan kopi.

'Ya ga ada motivasinya mas. Cuma biar keren aja kalau difoto terus dijadiin Display Picture di BBM.'

'Heeee' saya terkejut. 'Terus motivasinya dijadiin DP di BBM itu biar apa?' lanjut saya penasaran.

'Hmmm apa ya mas' gumam mereka, bingung. 'Yaaa biar dia tau kalau aku suka sama dia, mas.'

'Lah kenapa nggak bilang langsung saja ke anaknya?'

'Belum berani mas' tutupnya singkat.

Apa yang dilakukan oleh adek-adek tadi mengingatkan saya ketika SMA. Di mana waktu itu saya pernah mengirim surat cinta ke salah satu adek kelas yang saya sukai. Di ujung surat, saya tak berani memberikan inisial kalau surat itu dari saya. Siang sebelum jam sekolah, saya berangkat lebih dulu dari jam biasanya. Saya bergegas menuju tempat duduk perempuan yang saya suka tersebut, sebelum menyelipkan suratnya rapat-rapat di bawah meja.

Malam itu, adek-adek sukses mengingatkan saya bahwa saya pun pernah melakukan hal yang demikian. Tak berani mengucapkan secara langsung, hanya melalui sepucuk surat tanpa inisial. Betapa menyedihkannya saya, jatuh cinta tapi tak berani mengungkapkan secara langsung kepada perempuan yang saya suka. Sementara, si adek-adek telah berani menjadikannya DP di BBM yang di mana dia sudah berteman dengan perempuan yang dia suka. Adek-adek keren. Sementara saya? Saya kembali memesan Chocholate panas yang di atasnya bertuliskan 'Love Naila'. Saya menyeduhnya pelan-pelan, sambil berpikir, apakah saya jatuh cinta dengan perempuan yang bernama Naila?







5 komentar:

  1. cie, kopinya jadi ikutan alay kayak perasaanmu..maklum itu efek dari jatuh cintah..

    BalasHapus
  2. Kopi, bahasa lain dari cinta. Eaaaa

    BalasHapus
  3. Eeeeaaaa... Naila itu siapa? Yang mana? Kenalin dong.

    BalasHapus
  4. Kita semua pernah berada dalam barisan dedek-dedek tak bernyali. Btw, Naila belum punya pacar kan?

    BalasHapus